Powered By Blogger

Pages

Mengenai Saya

Foto Saya
Ciawi, Bogor/Jawa Barat, Indonesia

Selasa, 03 Juli 2012

Warga Kepulauan Seribu Butuh Keadilan

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid di Dermaga 7 Pantai Marina, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (28/6/2012) sebelum berangkat menuju Kepulauan Seribu mengungkapkan,  warga DKI Jakarta di kepulauan Seribu masih membutuhkan perhatian.

"Wilayah itu, satu dari enam wilayah administrasi DKI Jakarta yang terdiri dari beberapa pulau itu dan terpisah dengan wilayah administrasi lainnya. Meski terdiri dari beberapa pulau, Kepulauan Seribu hanya dihuni oleh sekitar 20.000 jiwa," ujar Hidayat.

Namun, menurut Hidayat, kunjungannya ke Pulau Seribu bukan sekedar melihat jumlah, tetapi ingin memberikan keadilan. Pasangan Cagub-Cawagub Hidayat-Didik J Rachbini hari ini akan berkampanye di Kepulauan Seribu dalam rangka Pemilukada DKI Jakarta yang akan digelar 11 Juli mendatang.
Cagub nomor urut 4 ini menuturkan, banyak warga Kepulauan Seribu yang mengeluhkan para pejabat Kepulauan Seribu. Sebagian besar pejabat Kepulauan Seribu banyak yang tidak berdomisili di Kepulauan Seribu. Banyak dari mereka yang tinggal di Jakarta. Hal ini membuat pelayanan kepada warga tidak optimal. "Ke depan, pejabat Kepulaan Seribu harus putra daerah, harus berasal dari Kepulaun Seribu. Pejabat Kepulauan Seribu harus siap 24 jam melayani warganya. Oleh karena itu harus tinggal di Kepulauan Seribu," terang Hidayat.

Sumber : Kompas

Review : Dari berita ini kita tau bahwa warga yg tinggal di Kepulauan Seribu merasa tidak mendapatka keadilan karena pejabat daerah tersebut tidak menetap di Kepulauan tersebut malah lebih memilih tinggal di Jakarta. Kedepanya mereka berharap pejabat tersebut harus berasal dari Kepulauan Seribu.

Jiung Harap Pemimpin Jakarta 'Ngerti' Penderitaan Rakyat

PEMILIHAN Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tak hanya menyedot perhatian politikus tapi juga semua kalangan. Satu di antaranya grup musik Betawi, Jiung, yang terus mengikuti perkembangan proses pemilihan orang nomor satu di Jakarta.

Saat ditanya pasangan Cagub dan Wakub DKI mana yang mereka dukung, Ajul Cs enggan menyebutnya secara tegas. Mereka hanya menginginkan pemimpin Jakarta yang amanah dan merakyat.

"Kita ingin pemimpin yang mengerti rakyat, ngerti penderitaan rakyatnya. Jadi pemimpin dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat," tutur sang vokalis Jiung, Ajul kepada Metrotvnews.comdi sela-sela mengisi acara program 8-11 Show di Metro TV.
Ajul juga berharap siapapun pemimpin Jakarta dapat membawa ibukota Republik Indonesia itu bebas dari kemacetan dan banjir.   "Harapannya cemas-cemas, Jakarta sejahtera, serba lancar dan terkendali, tidak ada macet, banjir sudah nggak ada, nggak keliatan maksudnya," katanya
Review : Sehubungan dengan akan diadakanya pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta salah satu warga Jakarta berharap siapapun pemimpinnya nanti dapat mengerti penderitaan rakyatnya.  Nampaknya warga Jakarta sudah merindukan sosok pemimpin yang merakyat. 

Kasih Sayang Orangtua Bentuk Karakter Bangsa

INILAH.COM.Jakarta - Keluarga mempunyai peranan penting dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan ketahanan nasional Keluarga yang harmonis dan produktif Melalui peringatan Hari Keluarga Nasional diharapkan dapat mewujudkan sebuah keluarga yang sejahtera.

"Keluarga adalah wahana pertama dan utama bagi pewaris peradaban dan budaya. Dalam keluargalah, nilai-nilai moral mulai ditanamkan kepada anak-anak," kata Ketum Panitia Peringatan Hari Keluarga XIX Tingkat nasional, Vita Gemawan Fauzi saat acara temu kader dan keluarga harmonis sejahtera di Jakarta.

Gita menjelaskan, nilai-nilai yang ditanam sejak dini itulah nantinya menjadi bagian tak terpisahkan dari diri anak-anak sepanjang hidupnya akan membantuk karakter mereka menjadi generasi muda mandiri dan bermartabat.

"Yaitu pentingnya kesadaran peranan orang tua dalam melakukan pembinaan dan pengembangan mental keluarga, khususnya anak dalam segala bidang apakah pendidikan umum, kesehatan maupun pembinaan akhlak dan norma agama," jelas Vita.
Selain itu adanya perencanaan keluarga guna perwujudan generasi berencana dalam arti kapan harus memulai sebuah kehidupan berkeluarga, kapan harus melahirkan anak dan kapan harus berhenti.

“Untuk mewujudkan semua ini bukanlah sesuatu yang mudah karena harus didukung oleh semua komponen yang harus ikut berperan mulai dari anggota PKK ditingkat kelurahan maupun dasa wisma sebagai ujung tombak hingga dukungan pihak pemerintah maupun swasta,” urai Vita yang juga menjabat sebagai Ketua Umum TP PKK Pusat.

Karenanya, diharapkan setiap keluarga Indonesia dapat menjalankan delapan fungsi keluarga yakni agama,sosial budaya, cinta kasih, perlindungan,reproduksi sosialisasi pendidikan, dan ekonomi lingkungan. [mor]

Sumber : Inilah.com
Review : Dalam berita ini dijelaskan bahwa salah satu hal yang dapat membetuk karakter anak bangsa adalah kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya .Maka sebagai orang tua yang mengiinginkan anaknya tumbuh dengan karakter yang baik jangan pernah biarkan anak tersebut kehilangan suntikan kasih sayang dari orang tuanya .

Keindahan Bawah Laut Berau Terancam

BERAU--MICOM: Organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) Kalimantan Timur mengungkapkan kebiasaan nelayan menggunakan bahan kimia sejenis potasium
untuk menangkap ikan masih banyak terjadi. Terutama saat mencari ikan jenis kerapu yang hidup di terumbu karang.

Kondisi itu, diakui WWF, sangat memprihatinkan. Berdasarkan pantauan mereka, penggunaan potasium oleh nelayan setempat mulai meningkat sejak lima tahun terakhir seiring naiknya harga ikan kerapu. Pasalnya, jenis ikan tersebut laku diekspor ke China dan Jepang.

"Ini sangat memprihatinkan di tengah gencarnya penyelamatan lingkungan yang dilakukan berbagai pihak, masih ada sebagian nelayan menggunakan bahan ini. Tidak hanya merusak terumbu karang pada satu wilayah, tapi sepanjang potas itu terbawa air laut maka sepanjang itu pula terumbu karang rusak dan keanekaragaman hayati lainnya," kata Koordinator Program Marine WWF Kaltim Rusli Asdar, Minggu (1/7).

Menurut Rusli, ada dua pulau di Berau yang menjadi sentra nelayan, yakni Pulau Marataua dan Derawan. Pulau Maratua merupakan kawasan nelayan, hampir 70% warganya berprofesi sebagai nelayan.

Adapun di Pulau Derawan, jumlah nelayan diperkirakan 40% dari penduduknya. Sehingga bisa dipastikan pasokan ikan untuk kebutuhan sekitar 170 penduduk Berau berasal dari dua pulau ini.

Saat ini, kerusakan terumbu karang yang masuk dalam Kawasan Konservasi Laut (KKL) Berau mencapai 60% dari luas total sebesar 480.000 hektare. Ini salah satunya diakibatkan oleh cara menangkap ikan dengan bahan kimia dan bom, selain karena faktor alam.

"Kita perkirakan kerusakannya sudah 60%. Memang tidak semua karena manusia,
juga karena pemanasan global," ujarnya.

Ia mengungkapkan terumbu karang menjadi salah satu tempat yang paling ideal bagi beragam jenis ikan dan biota laut lainnya. Terumbu karang yang subur dan terjaga dengan baik akan mengundang ikan konsumsi dan ikan hias.

Di habitat terumbu karang itulah mereka mendapatkan sumber pakan berlimpah, tempat berlindung dan bermain yang nyaman nan aman bagi anak-anak ikan.

Sedangkan di KKL Berau, juga terdapat hutan mangrove yang berada di sepanjang pesisir delta Berau. Biota-biota laut itu menggantungkan hidup dari hutan mangrove yang memang kaya nutrisi.

Tidak hanya itu, juga ada padang lamun atau sea grass, yang merupakan tempat favorit bagi ikan dugong (duyung) ini juga menyediakan sumber pakan yang bergizi bagi aneka jenis biota laut.

"Sepanjang kita dapat menjaga terumbu karang, mangrove, dan padang lamun dengan baik, maka mereka pun akan memberikan kita yang terbaik. Meski juga sudah sering dilakukan sosialisasi, tapi aktivitas (nelayan) ini masih selalu terjadi. Ini banyak dilakukan oleh nelayan di Maratua dan Derawan. Kedua daerah ini lumbung nelayan," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan pemerintah daerah dan instansi penegak hukum harus menyusun program perlindungan KKL agar aktivitas ilegal dan merusak lingkungan itu tidak terjadi lagi. Ini sangat kontras dengan Berau yang dijadikan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia.

"Kalau biota lautnya sebagai atraksi wisata sudah hancur, dipastikan wisatawan tidak datang lagi ke Berau. Tidak hanya itu, nelayan juga kesulitan cari ikan. Ini yang harus dipahami dan harus dijaga bersama," pungkasnya. (SY/OL-15)

Sumber : Media Indonesia

Review

Berita ini menunjukkan adanya keindahan lingkungan yang terganggu akibat adanya aktivitas manusia yan merugikan. Dengan ini semoga warga sekitar dan juga pemerintah dapat menangani lebih lanjut agar tidak adanya lingkungan yang rusak dan area wisata yang ada di Indonesia ini terus terjaga keindahan dan kelestariannya. 

Keindahan Bawah Laut Berau Terancam


BERAU--MICOM: Organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) Kalimantan Timur mengungkapkan kebiasaan nelayan menggunakan bahan kimia sejenis potasium
untuk menangkap ikan masih banyak terjadi. Terutama saat mencari ikan jenis kerapu yang hidup di terumbu karang.

Kondisi itu, diakui WWF, sangat memprihatinkan. Berdasarkan pantauan mereka, penggunaan potasium oleh nelayan setempat mulai meningkat sejak lima tahun terakhir seiring naiknya harga ikan kerapu. Pasalnya, jenis ikan tersebut laku diekspor ke China dan Jepang.

"Ini sangat memprihatinkan di tengah gencarnya penyelamatan lingkungan yang dilakukan berbagai pihak, masih ada sebagian nelayan menggunakan bahan ini. Tidak hanya merusak terumbu karang pada satu wilayah, tapi sepanjang potas itu terbawa air laut maka sepanjang itu pula terumbu karang rusak dan keanekaragaman hayati lainnya," kata Koordinator Program Marine WWF Kaltim Rusli Asdar, Minggu (1/7).

Menurut Rusli, ada dua pulau di Berau yang menjadi sentra nelayan, yakni Pulau Marataua dan Derawan. Pulau Maratua merupakan kawasan nelayan, hampir 70% warganya berprofesi sebagai nelayan.

Adapun di Pulau Derawan, jumlah nelayan diperkirakan 40% dari penduduknya. Sehingga bisa dipastikan pasokan ikan untuk kebutuhan sekitar 170 penduduk Berau berasal dari dua pulau ini.

Saat ini, kerusakan terumbu karang yang masuk dalam Kawasan Konservasi Laut (KKL) Berau mencapai 60% dari luas total sebesar 480.000 hektare. Ini salah satunya diakibatkan oleh cara menangkap ikan dengan bahan kimia dan bom, selain karena faktor alam.

"Kita perkirakan kerusakannya sudah 60%. Memang tidak semua karena manusia,
juga karena pemanasan global," ujarnya.

Ia mengungkapkan terumbu karang menjadi salah satu tempat yang paling ideal bagi beragam jenis ikan dan biota laut lainnya. Terumbu karang yang subur dan terjaga dengan baik akan mengundang ikan konsumsi dan ikan hias.

Di habitat terumbu karang itulah mereka mendapatkan sumber pakan berlimpah, tempat berlindung dan bermain yang nyaman nan aman bagi anak-anak ikan.

Sedangkan di KKL Berau, juga terdapat hutan mangrove yang berada di sepanjang pesisir delta Berau. Biota-biota laut itu menggantungkan hidup dari hutan mangrove yang memang kaya nutrisi.

Tidak hanya itu, juga ada padang lamun atau sea grass, yang merupakan tempat favorit bagi ikan dugong (duyung) ini juga menyediakan sumber pakan yang bergizi bagi aneka jenis biota laut.

"Sepanjang kita dapat menjaga terumbu karang, mangrove, dan padang lamun dengan baik, maka mereka pun akan memberikan kita yang terbaik. Meski juga sudah sering dilakukan sosialisasi, tapi aktivitas (nelayan) ini masih selalu terjadi. Ini banyak dilakukan oleh nelayan di Maratua dan Derawan. Kedua daerah ini lumbung nelayan," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan pemerintah daerah dan instansi penegak hukum harus menyusun program perlindungan KKL agar aktivitas ilegal dan merusak lingkungan itu tidak terjadi lagi. Ini sangat kontras dengan Berau yang dijadikan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia.

"Kalau biota lautnya sebagai atraksi wisata sudah hancur, dipastikan wisatawan tidak datang lagi ke Berau. Tidak hanya itu, nelayan juga kesulitan cari ikan. Ini yang harus dipahami dan harus dijaga bersama," pungkasnya. (SY/OL-15)


Sumber : Media Indonesia


Review

Berita ini menunjukkan adanya keindahan lingkungan yang terganggu akibat adanya aktivitas manusia yan merugikan. Dengan ini semoga warga sekitar dan juga pemerintah dapat menangani lebih lanjut agar tidak adanya lingkungan yang rusak dan area wisata yang ada di Indonesia ini terus terjaga keindahan dan kelestariannya.

Senin, 02 Juli 2012

Perayaan Hari Nyepi di Dusun Balitung


Warga Bali Dusun Balitung Kabupaten Belitung melaksanakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1934 pada tanggal 23 Maret 2012 kemarin. Setelah sebelumnya melakukan ritual Melasti atau Mekiis kadang disebut Labuhan Suci yakni Upacara yang memiliki makna menghilangkan kotoran diri dari jagat raya yang disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan Arca, Pratima, Nyasa, Pralingga sebagai wujud atau Sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya. Biasanya Upacara Melasti dilaksanakan tiga atau empat hari sebelum Hari Raya Nyepi (sumber:artikel Melasti dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia). Di Kabupaten Belitung sendiri, acara Melasti selalu dilaksanakan di pantai Marina Desa Tanjung Tinggi Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, kemudian bersama-sama warga Bali yang bermukim di Dusun Balitung melaksanakan ibadah Nyepi. 
Hari raya Nyepi merupakan perayaan tahun baru umat Hindu berdasarkan penanggalan/kalender Saka. Tidak seperti tahun baru Masehi, kalender Saka telah dimulai sejak 78 tahun lalu setelah masehi (sumber:id.wikipedia.org) tahun baru Saka dimulai dengan melakukan ibadah Nyepi, yang di dalam pelaksanaannya sama sekali tidak terdapat aktifitas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh warga Bali di Dusun Balitung. Ini semua karena Nyepi merupakan aktualisasi dari Catur Brata Penyepian yaitu melakukan 4 (empat) disiplin, yaitu tidak menghidupkan cahaya (Amati Geni), tidak bekerja (Amati Karya), tidak berpergian (Amati Lelungan),dan tidak mendengarkan hiburan (Amati Lelanguan) Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa,brata,yoga dan semadhi.
Dengan demikian untuk dimasa yang baru, pada tahun baru Saka bagi umat Hindu Bali  benar-benar dimulai dengan sesuatu yang baru, putih bersih. Ini yang dijadikan dasar sehingga semua yang dilakukan berawal dari tidak ada, suci dan bersih. ”Tiap orang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa (latihan tahan uji), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).”(Kutipan dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia).
Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu yang bermukim di Dusun Balitung Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. (By : Angela Agnestiana, S.ST.Par)

 
REVIEW
 
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Sebuah kekayaan yang tidak dimiliki oleh Bangsa lain, sebuah warisan luhur dari nenek moyang. Sesuatu yang patutnya dijaga kelestariannya dari jaman telah terus berkembang dengan teknologi yang tak mengenal batas ruang dan waktu yang terus mencoba mengikis keberadaan kekayaan agung bumi kita ini. Semoga para penerus bangsa dapat terus melestarikan budaya yang dimiliki bangsa ini dengan tentunya bantuan dari Pemerintah dengan pemikiran dan teknologi yang terus maju tanpa melupakan budaya yang kaya dan indah ini.